Welcome N Join Us

Selamat datang di situs kami. semoga tulisan-tulisan kami dapat bermanfaat untuk anda

Sabtu, 19 Maret 2011

BERCINTA DENGAN TUHAN

BERCINTA DENGAN TUHAN
Cassandra Wulandhary Ary


Aku tak tahan mendengar lantunan adzan yang menggema
Membuat nafsu ku berpacu bersama nafas syahwat ku
Aku tergoda untuk mengikuti ajakanNya yang bergelora
Air wudhu pun menyentuh kulitku dengan mesra
Membuat jantungku berdegup sekencang angin berputar
Mushaf suci itu pun menyatu bersama ragaku yang pasrah
Membuat darahku mengalir sampai ke ubun-ubun
Aku melayang....terawang...ah nikmatnya bukan main
Dan ketika ayat-ayat aLqur’an mengecup lembut bibirku
Aku pun mendesah tak tertahankan...aku benar-benar pasrah
Malam pun merelakan aku bercinta dengan Tuhan
Bintang dan bulan seakan cemburu ketika melihat permainan ini
Sehingga sampai di ujung kenikmatan yang luar biasa
Aku menjerit kecil memanggil nama-Nya dari dalam hati
ALLAHU AKBAR...
Aku merintih...
Nafasku tersengal-sengal...
Dadaku kembang kempis...
Keringatku mengalir deras...
Sekali lagi aku sebut nama-Nya dengan penuh cinta
ALLAHU AKBAR...
Ku pejamkan mata...
Tak terasa air matapun tertumpah...
Aku menangis....
Menangis karena indahnya BERCINTA dengan-Mu ya Rabbi....

Jumat, 18 Maret 2011

Prieboemie Seboeah Kebetoelan

Jati Mahatmaji
Pernah suatu siang temanku bilang kalau hidup adalah sebuah lelucon yang bisa saja membuat manusianya tertawa, atau bahkan tersenyum dalam kehancuran. Masa senang sering mengayunkan kita begitu menyenyakan, menidurkan mata serta menenggelamkan tubuh ini berenang ke dalam harapan-harapan. Kemudian masa sulit, akan secepatnya membangunkanmu, walau sesungguhnya kau masih terlalu kantuk, karena usaha mengejar harapan belum juga usai. Akh! Harapan...di masa sulit hanyalah sebuah omong kosong! Suara yang menjengkelkan apa yang manusia hingga Tuhan katakan atau perdengarkan melalui kitabnya, semuanya dihadirkan masa sulit dengan bertubi-tubi. Mengahantam tubuh mu mendorong masuk ke dalam liang lahat penuh derita, tanpa daya apalagi doa.

Semoga keyakinan dalam hatiku ini benar adanya.
Karena hatiku berkata: Semua Terjadi Kebetulan.
Rasanya sulit untuk menuliskan cerita ini, tetapi apa boleh buat, tokh sekarang aku akan menceritakannya kepada kalian. Mungkin seseorang yang pernah menceritakan hal ini padaku akan mengatakan bahwa diriku ini dungu, atau terlalu tolol untuk mewartakannya kepada yang lain, tetapi lihatkan, akhirnya aku akan menceritakannya, dan beginilah ceritanya.
Semoga Tuhan bersama kita semua.....

Semuanya bermula dari sebuah catatan kesehatan di Rumah Sakita Batavia, bahwa angka kematian di Oud Batavia, pada kisaran waktu 1733-1738, sekitar 50 persen penduduk Batavia tewas akibat malaria-tropica yang timbulkan oleh Plasmodium Falciparum. Sedangakan 50 persen lainnya terjangkit malaria-cachxie sebuah gejala bagi seseorang yang belum kebal dan mudah terinfeksi malaria kembali. Jumlah yang mampus karena malaria tidak tanggung-tanggung, sekitar 87.000-an!, dan jumlah tersebut terus meningkat hingga mencapai angka 1.119.375 pada akhir Agustus 1752. Hingga akhirnya pada permulaan tahun 1809, Daendels memindahkan pusat pemerintahan Batavia yang semula berada di Oud Batavia (sekarang kawasan sekitar Pasar Ikan) ke Weltevreden (sekarang Gambir) yang kemudian disebut Nieuw Batavia

Menjadi budak bagi Eropa bukanlah pilihan yang bijak, walau terkadang hanya itu satu-satunya pilihan melanjutkan hidup bagi seonggok daging yang disebut pribumi, di tanah pribumi. Tidak bagi Lamin. Gubernur Daendles yang kejam, telah memberikan secercah harapan di tanah yang baru, tanah yang menjadi tempatnya para pembesar Belanda meniduri istri palsunya, menikah lebih dari dua istri, dan tempat beberapa pembesar pribumi mengumpulkan gundik. Tempat itu, surga di pulau Jawa itu adalah Weltevreden! Kota Taman! sebelah selatan Oud Batavia yang KOTOR!
Weltevreden, Tanah Taman ini akhirnya menjadi awal dari nutfah bagi Lamin berkembang biak, beranak pinak, dan membesarkan keluarganya yang miskin. Waktu itu batas abad 18 sudah hampir habis.

1898 Belanda memberikan sebuah pengunguman yang lumayan menggiurkan, mereka membutuhkan beberapa centeng dan budak yang mau dipekerjakan diperkebunan di Sumatera dan sekitaran Borneo. Lamin memang tidak tahu caranya membaca latin, namun ia mengerti saat orang memperbincangkan Rawa Senajan sebagai tempat ujian untuk menjadi centeng bagi perkebunan milik Belanda.
”Namanya nasib siapa tahu.......nasib ini harus berubah, atau aku akan mati dimakan nasib....” dan berangkatlah Lamin menjauhi tempat leluhurnya, kampung aslinya, tanah tempat nenek moyangnya berkembang biak.!
Entah apa yang dipikirkan Tuhan saat mahlukNYA meminta pertolonganNYA. Apa yang hendak dikatakanNYA, dan apa yang hendak direncanakanNYA. Begitupun Lamin, saat tahu kalau dirinya terlalu pendek, dan jelek, untuk menjadi centeng.
”Hei...kami orang butuh orang seram...netjes...bukan kowe....kowe terlalu buduk...tapi kalo kowe mau jadi budak...itu bagus? Hei bagaiamana?” ahk...ucapan Meneer itu begitu tajam menusuk hatinya, namun apa hendak mau dikata? Gagal ya gagal....menjadi budak bukanlah keinginannya, dia tidak ingin mati sia-sia seperti beberapa saudaranya yang mati di Anyer atau sepanjang Jalan Raya Pos, dimakan kelaparan serta penyiksaan tanpa pernah istirahat.

Pernah dengar janji Tuhan tentang penghapusan budak semenjak Agama datang menuntun manusia keluar dari kegelapan dunia? Lalu kenapa mesti ada budak, sampai VOC digantikan Hindia-Belanda? Di tanah Batavia ini? Rencana Tuhan tidak masuk akal, atau mungkin suatu saat nanti akan terjawab? Entah? Memusingkan, Lamin punya pendirian, ia katakan langsung pada Meneer yang mengujinya,
”Tidak Meneer, maaf saya tidak mau jadi budak....”

”Baik...kowe bisa pergi, dan cari penghidupan yang benar...”
Hingga akhirnya semua manusia tahu, seringkali harapan hanya tinggal harapan tidak lebih dari omong kosong!, dan selamat tinggal Harapan! Selamat Datang Kenyataan!
Aih Weltevreden terlalu kejam bagi seorang Lamin. Dan selama lebih dari sepuluh tahun dirinya hanya bekerja sebagai buruh batu bata di Pasa Ikan. Sudah dan tidak ada salahnya menerima takdir, walaupun kejam, setidaknya ia tidak menjadi budak, Nieuw Batavia walau ramai dan indah, ia terlalu kejam untuk seorang Lamin, seorang manusia yang lahir dan besar di Batavia.
”Akh...pulang udik....”

Dalam perjalanan pulang menuju Oud Batavia sepanjang jalan raya Weltevreden, Lamin sesekali melihat beberapa Meneer yang santai dan ngantuk layaknya seorang pekerja keras, duduk manis di atas sado, juga di bangku goyang dengan perut buncit yang menutupi tubuh mereka. Lebih busuknya, buncit bukan karena makanan Halal, sebagian dari yang membuat buncit adalah Haram, itu darah manusia! Tidak semuanya memang. Apa yang terjadi dengan dunia? Inikah yang namanya Adil? Aih.....Lamin bisa apa?? Sejak kecil dan mungkin nanti sampai Mati...yang ia tahu hanya ikhlas...ikhlas dan serahkan semuanya kepada ALLAH.
Batavia ini, Nieuw Batavia ini begitu ramai, lihat pohon-pohon besar pelindung jalan raya, dan pemberi udara itu...berdiri mengagkang kokoh dan sulit di robohkan. Lihat juga pembesar-pembesar yang duduk santai di rumah mereka yang luas itu...menghisap tembakau..minum anggur...dan.....dan....hei lihat pria berkumis lebat dengan perut buncit itu.
Bibir juga tangannya dari kejauhan seperti memanggil Lamin untuk masuk ke daam pekarangannya...orangnya putih, badannya besar, juga lihat pakaiannya....semakin dekat Lamin memasuki halaman rumah, semakin terlihat oleh Lamin, kalau yang dipegang Meneer di tangan kirinya itu adalah Arloji Saku. Kumisnya baplang melintang, gagah, sepatunya juga mengkilat, jauh berbeda dengan Lamin yang mirip kutu buduk! Tidak bersepatu juga tidak pernah sekalipun menggosok giginya. Kelas manusia yang berbeda!

Dan manusia yang berbeda itupun bertemu muka, di jenjang tangga yang hanya ada dua anak tangga. Dengan sedikit angkuh, dan suara berat, pria itu berkata
”Hei..kowe duduk sini hah...” dan Lamin pun duduk di bawah seperti anjing kebanyakan. Dari penglihatan sederhana seorang Lamin ia mengira bahwa Meener ini usianya tidak jauh dari sekitar 35-40 tahun-an.

”Iya meneer..” jawabnya sambil sesekali menggaruk koreng disekitaran mata kakinya.
”Kowe dari mana?.....Kowe kelihatan kotor begitu...gatal tubuhmu?” Lamin menggaguk, menghentikan garukannya. Meneer itu pun duduk mengamti setiap lekuk tubuh pribumi yang memelas, gagal ikut tes jadi centeng. Mengambil sebatang rokok, dan kemudian menghisapnya, mengepulkannya ke udara, dan kemudian menyilangkan kakinya.
”Rawa Senajan Meneer...ikut ujian buat jadi centeng di Toba.....Meneer...”

”Hah? Centeng? Kowe punya tampang tidak pantas jadi centeng....dari mana asal kowe?”
”Pasar Ikan Meneer...”

”Pantas....” balas Meneer sambil menelanjangi tubuh Lamin dengan bola matanya yang biru itu...dan Lamin bukan main malunya. Harga dirinya terbang, dan menghilang!..”Kowe mau kerja dengan ik?”
”Kerja?......Jadi apa Meneer?”

”Kacung....nanti kowe dapat upah cukup, …kowe bisa tinggal di belakang rumah...kowe juga dapat makan, beras....beras dari Bangil...bagiamana? kowe mau? Kowe juga tidak kerja penuh...kowe bisa istirahat kalau semua kerja rumah selesai, kowe bisa jalan-jalan kalau semua yang ik dan istri ik mau sudah beres.......bagaimana?” tanyanya sambil duduk, menyilangkan kaki kanannya, memilin kumis yang tidak mau jatuh itu, dan kemudian merokok tembakau kembali.

Namanya rejeki tidak jauh kemana, dan Lamin tahu itu dari emaknya yang sudah mati. Dengan kepala menunduk seperti menghadap seorang raja, Lamin pun menjawab dalam kepastian.
”Ya...saya mau jadi kacung” kenyataan itu datang tanpa pernah mengetuk.

”Goed...” dan artinya bagus....” oh ya... ini saya punya bini, Ema, kowe boleh panggil dia Mevrouw Ema” dan wanita itu tersenyum, meminum secangkir air putih, dan kemudian memalingkan kepalanya, melihat suaminya lagi

”Dan nama saya sendiri Baron van Huys...kowe bisa panggil saya Tuan Baron.... tidak usah pakai Meneer....” semakin lama didengar semakin jelas suaranya yang besar dan menggelegar. Wajah kompeni yang berdiri mengangkang di depan muka pribumi.

”Baik Tuan Baron...” langit Batavia seakan berjalan beriring berbaris berdansa mengiringi kebahagian seorang pribumi yang ingin kerja, ingin cari makan.
Pekerjaan menjadi kacung bukanlah hal yang hina...menjadi budak tanpa upah, memeras tenaga membangun Jalan Raya Pos tanpa upah..itu baru Hina! Dan lamin jauh dari pekerjaan yang menurutnya akan meruntuhkan harga diri manusia.... Tokh bekerja dengan seorang Belanda, setidaknya menjaga dirinya dari pemerasan, dan ketakutan akan hantaman tinju Mersose, juga tuan tanah yang sering memakan daging saudaranya sendiri.

Tutup minggu pertama di bulan Agustus 1898, saat-saat menjelang Saat Ratu naik Tahta, dan banyak pembesar Pribumi yang diundang menikmati Eropa.....saat itu juga, Lamin menetap dan menikmati hidup menjadi kacung di Weltevreden...menjadi Kacung bagi keluarga Baron van Buys. Kenaikan Ratu juga kenaikan hidup Lamin, walau secuil.

”Hei hidup kau akan ku jelang! Ini aku Lamin, kacung Baron van Huys, mari-mari akan aku jelang hidup ini!” begini hidup pribumi di tanah pribumi, nenek moyang pribumi kebanyakan.

Kamis, 23 April 2009

KETIKA BIDADARI ENGGAN TURUN LAGI KE BUMI

Karya: OP




Untuk flora bidadari berselendang ungu

di sebuah sore duduk pinggir redup mentari

terbata-bata anak bajang mengeliat memuntahkan kata-kata manis

dari udara terkirim lembaran-lembaran bertuliskan huruf palawa yang enggan ia baca

menangis merindukan bidadri berselendang ungu kembali berpijak di bumi nan limpah loh jenawi

maraung-raung sehingga petir menyambar sekeras gunung memuntahkan lahar panas

teratap dosa dan luka selalu tarpanjat dari iblis di dalam neraka

memikul segunung-gunung tanggung jawab akan keindahan bumi

asa menangis tanpa air mata

jiwa terobek-robek tanpa bekas

teriris kulit ari bagai tersiram setetes cuka

meski aku di jadikan pilihan terakhir bagi mu dunia aku mau

bidadari hanya menatap tanpa raut wajah terlihat

namun aku sadar bahwa ia enggan menginjak kembali ke bumi ini

ia gundah hingga kacau meradang

teriring kata, selamat jalan. dirimu selalu ada dan tetap membekas di hati ku meski kau telah enggan datang lagi kembali



Banten,30 Agustus 07

ENTAH CINTA MANA YANG KAN AKU PEGANG

Karya: OP


letih rasa menarjang fikiran penuh doa bersambut malam nan bising

kata-kata penuh gusar dalam kepalsuan

manusia itu indah penuh bungga-bunga namun penuh duri-duri tajam

mencari tau akan sebuah jalinan

terjebak dalam riam-riam guratan tanya

mau apa dan harus bagai mana

entah sampai kapan terus tergantung dalam harapan-harapan

atau meski kau ku gantung

aku takkan rela meski aku yang menjadi diri mu

detik-detik berlalu tetap terjebak untuk memilih

dunia ini hanya punya dua kata tidak tiga

hanya kata ya dan tidak

hanya aku yang masih terjebak dalam kata yang tidak ya dan tidak

aku harus meyudahi ini semua atau aku akan terus terjebak dan tarjebak dalam lingkaran Ya dan Tidak

dan apa yang akan aku jawab adalah titah dari TUHAN

SASTRA, I LOVE YOU!

Created by, Ressa Novita (Ocha)

“Sastra???” seruku pelan, setelah menemukan nama pengirim di balik bungkusan persegi panjang berbalut kertas kopi. Bungkusan sedikit lecek itu baru saja kutemukan di dalam kotak pos di depan rumahku.
Nama itu bukan nama yang asing bagiku, bahkan itu adalah sebuah nama yang akan selalu mengisi salah satu bilik jantung dan sudut hatiku.
Sastra…
Kurobek kertas kopi pembungkus pada bagian tepinya. Jika ini hari yang sama dengan hari di 5 tahun yang lalu, pasti di balik pembungkus ini ada sesuatu yang sama. Sesuatu yang pernah menjadi awal perubahan jalan hidupku menjadi Wanda yang hari ini berdiri dengan penuh rasa.
“I’m Sorry, My Love!” ucapku spontan membaca judul di cover buku setebal satu setengah sentimeter berwarna biru laut itu. “Enak aja!” caciku kecil.
Kubuka halaman pertama dari buku itu, dengan harapan akan mendapatkan sesuatu yang menarik dari buku berdesain cover amat sederhana itu. Kutemukan selembar kertas berisi sebuah pesan.

For : Wanda
Mungkin sudah terlambat aku mengucapkan kata maaf. Tapi hatiku tak pernah berhenti menyesali. Selama 2 tahun aku menanti maaf darimu. Entah apa lagi yang harus kulakukan untuk bisa mendapatkan kata ajaib itu. Pagi ini, jam ini, menit dan detik ini aku kirimkan sebuah buku sebagai tanda cintaku yang masih sama dengan yang dulu. Wanda, aku tidak pernah berhenti mencintaimu selamanya! Aku harap dengan datangnya buku ini kamu mau menerima hatiku untuk kedua kalinya!
With Love
Sastra

Sastra, nama itu kembali melekat rekat memenuhi benakku. Membawaku kembali ke masa lalu, ke masa saat aku hanyalah Wanda yang tak mengenal Sastra.
Saat itu aku duduk di SMU kelas 2. Teman-teman sekelasku bilang aku bintang kelas yang paling malas. Maksud mereka malas membaca. Dan aku akui kebenaran sempurna dari julukan yang mereka berikan padaku. Di sekolah selalu dengan mudah aku meraih gelar juara kelas, tapi itu semua kudapatkan bukan karena aku rajin belajar, melainkan daya tangkap otakku yang lumayan cemerlang. Cukup hadir di kelas dan mendengarkan penjelasan guru, aku akan mengingat setiap kalimat yang kudengar tanpa bantuan buku atau apapun.
Ketika semua remaja gemar membaca apapun yang berhubungan dengan dunia remaja, aku akan memainkan kaki-kakiku untuk berlari. Yah, aku suka berlari. Aku adalah salah satu atlit lari berprestasi di tingkat SMU. Selain lari, aku juga gemar olahraga jenis yang lainnya. Sebutkan salah satu, dan aku akan memainkannya dengan cukup mahir. Tapi jangan sodorkan buku padaku, karena judul dan pengarangnya saja tidak akan aku baca dengan serius.
Pikirku, peduli amat dengan buku dan apapun yang berisi tulisan-tulisan mesin cetak. Mataku lebih berguna jika digunakan untuk menatap lurus ke depan saat berlari.
Pemikiran itu segera berubah, tak perlu menunggu lama. Dimulai dari suatu pagi dengan kiriman buku dari seorang pria bernama Sastra. Buku kumpulan syair Kahlil Gibran. Luar biasa bahagianya aku ketika mendapatkan kiriman buku itu. Tentu saja rasa bahagia itu bukan karena aku menyukai buku itu, tapi karena buku itu kiriman dari seorang pria yang pernah aku kagumi di masa SMP dulu. Sastra adalah seniorku di SMP, ia tinggal tidak jauh dari kompleks dekat rumahku. Meskipun demikian tidak pernah berhasil aku mendekatkan diri dengannya. Dibilang kurang agresif, ya cukuplah untuk ukuran seorang cewek SMP yang masih lugu. Mungkin kesempatan untuk bersama belum diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Setelah aku lulus SMP sudah tidak lagi aku berpikir untuk mendekatinya. Aku sudah terlanjur yakin kalau kita memang tidak berjodoh. Aku hanya bisa sesekali menanti kemunculannya setiap berjalan pulang ke rumah. Untuk sekedar menghapus kerinduanku padanya.
Lalu akupun tergelitik untuk membaca buku itu sampai selesai. Ajaib, tiap bait kata indah yang diciptakan Kahlil Gibran begitu mendalam dan dapat menggambarkan apa yang ia pikirkan. Dan ternyata buku itu bukan yang pertama dan yang terakhir yang pernah kubaca. Malah buku itu adalah awal dari puluhan bahkan ratusan buku lainnya yang akan aku baca.
Dunia sedikit kacau menyaksikan perubahanku. Aku ketagihan membaca apapun terutama yang berhubungan dengan sastra. Dan aku mulai melupakan olahraga yang biasanya menjadi image ku. Tapi aku senang karena aku mengarungi dunia Sastra bersama Sastra yang aku cintai.
“Hei, buku apa itu?!”
Yang bertanya itu temanku, Yana. Semalam ia menginap di rumahku dengan alasan ingin membongkar dan merampas semua buku-buku menarik yang kumiliki. Saat ini kami sama-sama sedang menyelesaikan kuliah di salah satu fakultas sastra di kota ini. Jadi buku-buku itu menjadi begitu berharga bagi kami. Termasuk buku yang baru saja kudapatkan pagi ini.
“Ehm, bahan pembelajaran baru! Baru kutemukan di kotak pos. Lumayan, dari ringkasan ceritanya sepertinya isinya menarik”
“Kiriman siapa?!”
“Sastra”
“Wah!!!” serunya riang saat pertanyaannya terjawab seperti yang ia harapkan.
Yana sahabatku sejak kecil, ia tinggal tepat di sebelah rumahku. Ia tau bagaimana hubunganku dengan Sastra, berapa lama kami bertahan, dan kenapa kami berpisah. Ia salah satu saksi hidup perubahanku. Dia sama seperti remaja-remaja pada umumnya, gemar membaca buku-buku sastra terutama yang berhubungan dengan cerita cinta. Bahkan dia mendalami dunia itu. Betapa senangnya Yana ketika ia melihatku membaca buku kumpulan syair pemberian Sastra itu.
“Apanya yang WAH?!” keluhku sambil menggeleng-gelengkan kepala melihat wajah puas Yana.
“Wah!!! Ada sinyal untuk bersama lagi, nich

Kamis, 16 April 2009

Siap-siap

Buat seluruh simpatisan dan para penggiat sastra... siapa-siap, Komunitas Penulis Jakarta akan melakukan pembaruan.... doakan semoga Komunitas Penulis Jakarta bisa memberikan kontribusi yang lebih besar lagi bagi pengembangan minat baca dan tulis, serta apresiasi terhadap sastra di Indonesia
Ohya, Komunitas Penulis Jakarta hadir di facebook, mampir ya

Jumat, 13 Februari 2009

Setengah hati

Karya: Sanies

Namaku Kiko Sergio, mahasiswa semester 5 di salah satu perguruan tinggi Jakarta. Saat ini aku masih dalam keadaan patah hati, seseorang telah memaksaku mengakui kesalahan ynag tidak kuperbuat. Enam bulan sudah berlalu rasa itu memang masih ada tapi jika dia memberi kesempatan lagi padaku, aku tak akan ambil kesempatan itu. aku telah menikmati masa-masa sendiriku... ini berkat orang-orang disekelilingku. Terimakasih Tuhan aku menjadi orang yang tenang. Beberapa bulan lalu aku hampir gila dibuatnya, depresi, resah karena mencintainya dan rasa ingin kembali sangat menggebu-gebu. Tapi hari ini tidak. Aku sadar akan banyak hal yang sangat lebih penting daripada mengharapkannya terus-menerus. Fuuchh cerita yang pajang seperti film yang belum ada akhir ceritanya... ini hari sabtu, tentu tidak ada kuliah hari ini, waktunya menikmati waktu dirumah sampai besok, yah maklumlah dari hari senin sampai jumat aku kulianh dan bekerja freelance disalah satu media cetak, yah lumayan c untuk uang senang-senang. Jam menunjukkan pukul 08.12WIB, tapi tubuhku masih saja merasa malas bangun dari tempat tidur...pagi-pagi gini HP bunyi...BT......

sms diterima :

Kiko bangun dong, mmm bau.... mandi gih..
btw, ntar mlm km mw kmn???
kalo ga ada rencana temenin aku nonton dong....

(lagi- lagi Vanya, cewek yang mengharapkanku, yah mungkin sedang mengharapkanku, bagaimana tidak, toh selama ini dia seperti menganggap aku cowoknya. Minta anter dia kemana-mana walaupun aku sering menolak. Tapi kehadirannya lumayan bikin aku jadi agak lupa dengan cewek yang kini makin berlalu, tapi bukan berarti aku jd mencintai Vanya. aku benar-benar tidak ada perasaan dengan Vanya, maaf Vanya)

sms diterima :

kok gak dibales c??? km blm bgn ya??? kalo udah bgn telp aku ya

sms dikirim :

eh iya baru bgn ni. aku udah ada rencana van,
aku udah janji mw temenin nyokap aku ke market. gpp ya...

(padahal aku sudah terlanjur janji dengan mantan aku terdahulu,waktu jaman SMA. aku sudah sering menolak ajakannya dengan seribu alasan. Vanya andaikan aku bisa mengatakan yang sejujurnya, bahwa aku saat ini aku tidak mencintai siapa-siapa...
sedah hampir 3 bulan dia dekat dengannku, tapi kedekatan ini disalahartikan olehnya. Aku tidak tau kapan aku bisa jujur, aku tidak ingin menyakitinya, karena disakiti itu rasanya sangat sakit...)

"Kikoooo bangun nak...." suara Mama dari luar kamar. Seorang perempuan termanis yang selalu memberiku dukungan padaku.
"iya ma, aku udah bangun kok..." teriakku.
"Kiko, mama berangkat kerumah budemu ya, mau bantu-bantu bude kamu siapin acara untuk nanti malam. Makanan udah mama siapin. kalau mau pergi kabarin mama ya" mama tiba-tiba masuk kamar untuk pamit ke rumah bude, katanya sih ada acara syukuran anaknya yang baru khatam Alquran.
"iya ma, berangkat sama siapa?? apa aku aja yang antar mama??" tawaranku walau agak basa-basi lantaran masih pengen leyeh-leyeh.
"biar mama sama pak Kirno aja. kalo kamu sempet, nyusul ya"
"oh yaudah deh ma, ati-ati ya..."
Kurebahkan lagi tubuhku, masih bemalas-malasan...tiba-tiba HP bunyi.

Panggilan masuk :

"woy, masih ngorok lw ye.... bangun pak" terdengar suara cepreng dari mulut Jovan disebrang sana.
"udah bangun kok, ada apa c lw telp pagi-pagi gini?"
"pagi?liat jam dong! anak-anak tar sore mau ngajakin main basket di rumah Davi, lw ikut kan? tar gw jemput deh.."desaknya
"gak usah dijemput deh, tar gw dateng" padahalkan aku ada janji dengan Racel, mantan aku di SMA dulu.
"yaudah, kabar-kabarin yah.."

******

Waktu telah menunjukan pukul 15.00, sampai sore ini aku menghabiskan waktu didalam kamar, sempat keluar kamar hanya untuk makan. hahaha belum mandi ni dari pagi....

SMS dikirim :

hai lagi ngap??? jadi ktmu ga??

SMS diterima :

hai juga, aku lagi mau mandi ni. kita ktmunya nanti mlm kan??km jemput aku atau gmn??


Sebenernya aku juga bingung mau ngomong apa dengan dia kalau jadi bertemu nanti, toh dia udah mantanku. Memang aku agak penasaran dengan wajahnya yang sekarang, tambah cantik atau ada perubahan...

SMS dikirim :

ak ada janji main basket dirumah temen sore ini, kita ktmnya selesai ak main basket ya. ya kira-kira jam 7. kt ktmuan aja ya di bebek bali.ok?

SMS diterima :

ok deh jam 7 ya di bebek bali. see ya

Aku beranjak dari tempat tidur yang berantakan bukan hanya seperti kapal pecah, tapi juga seperti tanah longsor karena bantal bukan lagi berada ditempat tidur. Bantal-bantal terbang tepat di bawah meja komputer.hahaha. Sore ini mama belum pulang juga, rasa tidak enak karena tadi disuruh nyusul. hah rasa tidak siap bertemu Racel membuat aku jadi ragu. Tidak terasa waktu menunjukan pukul 15.30. aku mandi ah. Nanti Jovan cempreng marah-marah...huaaa dasar cempreng.

****

Ketika sampai dirumah Davi, semua teman-temanku sudah memulai permainan. Rasa pusing dan kunang-kunang karena kenyakan tidur seharian masih saja terasa. Untung waktu nyetir tadi tidak ada apa-apa dijalan.

"Woy!!!! sini gabung,,,,, 3 on 3 yok" Davi menyeru dari tengah lapangan
"iya" jawabku
"lw kenapa?? keliatannya lemes banget, lw sakit ya?" tiba-tiba Davi menhampiriku disaan aku ganti kaus.
"gak kok, cuma pusing dikit. kebanyakan tidur tadi"
"gw punya obat kuat ni, lw mau pake ga?hahaha ya kalo lw merasa gak mampu c" aku tahu dia cuma bercanda.huh masih aja gitu Dav.
"gak perlu! gw kuat ko"
"woy malah ngerumpi!!! ayo ah" teriak Jovan dari tengah lapangan
"yaudah buruan" kata Davi sambil berlari kearah lapangan.

****

jam menunjukan pukul 18.20 WIB. Aku bersiap-siap ganti kaus yang aku bawa dari rumah. Sampai jam segini aku masih saja belum merasa siap bertemu dengan Racel. Jelas tidak ada niat untuk balikan lagi dengannya.

"Yaudah gw cabut ya"
"gigi kali cabut, mang lw mau kemana?" Tanya Fandy
"ada janji ni."
"mw kemana c? nantilah, biasanya kalo abis main basket kita nongkrong-nongkrong dulu kan" ujar Davi

yang lain juga ikut-ikutan ngeroyok, lantaran aku gak boleh buru-buru pamit.

"duwh udah ah takut macet ni, gw duluan ya"
"yaudah hati-hati ya, kalo ada cewek dijalan angkut aja" seru Jovan

yah memang seperti itulah teman-temanku. Tetapi dibalik semua hal, mereka orang yang baik.
walaupun tidak separah hari sibuk, terkadang hari sabtu juga macet, hal yang paling tidak semua orang sukai. Tapi apa boleh buat, toh sudah menjadi kodrat tinggal di Jakarta.

kurang lebih pukul 19.15 WIB. Tiba-tiba HP bunyi...

SMS diterima :

kmu dmn c? jadi gak kita ktm.aku udah disini udah 8 menit.jgn tlat ya.awas loh.

Nada SMSnya sih mengancam, tapi dia terlalu baik untuk mengancam seperti itu. Apa mungkin dia sudah berubah ya, menjadi agak temperamen.hah liat saja nanti.

SMS dikirim :

aku udah mw nyampe ko. sabar ya bu...

Ketika kaki mulai melangkah ke dalam area Bebek Bali, ada banyak sekali orang-orang dan aku tetap bisa menemukannya dalam keadaan padat. Arah jam 9 dari tempat berdiriku terlihat sosok tgadis yang sudah pasti aku kenal. Racel gadis yang pernah menjadi bagian dari hidupku di masa SMA dulu, kini terlihat semakin cantik dengan dress terusan warna coklat. Dia terlihat anggun dan sangat cantik. Jelas banyak perubahan didirinya, tapi....apa masih terlalu ramah ya dengan banyak cowok. Hal yang membuat aku tidak tahan, semua cowok diberi harapan dan saat itu ku putuskan untuk berpisah.

"hai.." sapaku
"hai apa kabar?" sahutnya sambil mencium pipi kiri dan pipi kananku. owhhh dia masih begitu hangat.
Agak segan untuk memulai pembicaraan, dia tawarkan aku minuman kesukaanku, lemon tea. Dia masih ingat betul minuman favoritku. sekitar 15 menit kemudian keaadaan agak mencair, kami larut dalam bincangan masalalu di jaman SMA, canda gurau sambil mengenang masa-masa kami bersama.

tiba-tiba HP bunyi di tengah perbincanagn kami

SMS diterima :

km lagi ngap? jadi temenin mama km ke supermarket?

hah Vanya!! astaga... hampir aja lupa kabarin dia. yah aku cuma menghargai perasaannya aja c.
"siapa? pacar km ya?" tanya Racel
"bukan temen aku kok, kenapa kamu cemburu ya"

Terlihat wajahnya mulai agak jutek, ada apa tuh? apa dia????duwh ribet deh kalau sampai kejadian, masalah Vanya aja belum kelar, masa mw dateng masalah baru sih.

SMS dikirim :

jadi ini aku lagi di supermarket. nanti aku kabarin lagi ya.

Lagi-lagi aku ingin sekali jujur tentang keadaan ini, tapi aku belum siap. Aku takut kamu kecewa Van.

"udah SMSnya??" ujar Racel, mungkin dia kesal.
"udah kok. aku cuma bales aja, ya ga enak aja kali, masa ada pulsa gak dibales" kataku, bela diri, ahaha

Tidak mau kalah, diapun dapat telp dari seseorang disebrang sana, entah siapa. Terdengar seperti bicara dengan seorang cowok, yah mungkin cowok itu merasa diberi harapan oleh Racel. Tapi Racel memang selalu jujur, dia bilang dengan seseorang itu bahwa dia sedang bersamaku. Terlalu jujur atau memang tidak punya perasaan ya? Setelah dia selesai bicara di telp dengan cowok yang meng-callingnya, aku memulai pembicaraan yang sempat terputus, dan larut lagi di dalam perbincangan.

*****

Jam menunjukkan pukul 21.55 WIB, aku baru saja mengantarnya pulang. Sampai dirumah, mama menyambutku pulang.
"mama telp tadi, gak diangkat-angkat sih"
"loh mama telp? maaf ma aku gak tahu, tadi handphone aku silent.jadi gak tahu deh mama telp."
"mang kamu dari mana aja, kan mama bilang, kalo mau keluar rumah kabarin dong.."
"iya ma, maaf aku lupa, habisnya tadi buru-buru sih, aku mi\ain basket dirumah Davi"
"yaudah bersih-bersih sana, habis itu kamu makan y"
oh mama maaf, saking terlalu mikirin ketidaksiapan aku bertemu Racel, eh sampai lupa aku kabari mama, benar-benar tidak enak ni. Kulihat beberapa panggilan tidak terjawab tampak di layar handphoneku, dari mama, Davi, Vanya dan.... ya ampun! Sandra!!! mantanku yang rasanya baru kemarin bisa kulupakan, mau apa dia telp??? apa tidak puas menyakitiku dengan fitnahnya, dia selau menuduhku selingkuh, terlalu posesif. Padahal dia tahu aku sangat mencintainya. Dan tidak mungkin aku selingkuh dalam keadaan cinta yang masih sangat mengebu-gebu. Dia memaksaku mengakui perbuatan yang tidak aku lakukan. Akupun tidak memberi reaksi terhadap panggilan tak terjawab itu, aku malah telp Vanya.

Panggilan keluar :

"Halo Van, kamu lagi ngapain? maaf ya tadi mama ngajak aku makan diluar sekalian." lagi-lagi aku berbohong...ya Tuhan ampunilah aku.
"hai, gak apa-apa kok, lagian tadi juga aku keluar rumah denagn adikku, dia ngajak aku ke outlet depan"
"kamu gak bete kan?yaudah aku mau bersih-bersih dulu habis itu makan and then aku tidur ya"
"ya, jangan lupa sikat gigi ya"
"oke"

****

Hari berganti, keaadaanku malah makin parah, Sandra mantanku yang paling posesif kini sering meng-SMSku, dan aku balas, gak ada maksud apa-apa, lagi-lagi aku hanya mengahargainya. Tidak berbeda dengan Racel mantanku yang paling ramah dengan semua cowok, SMS dan telp aku, bagai minum obat, sehari 3x. Dan Vanya gadis yang pengertian, yang sedang menganggapku bagian dari hidupnya, telp dan SMS aku dianggapnya kewajiban. Perhatiannya maksimal, tapi sayang aku tidak mencintainya. Mungkin rasa itu akan tumbuh seiring berjalannya waktu, aku tak tahu.

*****

Aku kembali pada hari-hari yang sibuk, sangat tidak terasa. Dan tanpa aku sadari juga, aku sedang bermain hati pada 3 perempuan, selain Mama, love u mom...

Sekarang jam 08.00 pagi aku baru saja bangun dari tidur... ku ambil handphone, yah hal itulah yang pertama kali aku lakukan sebelum melakukan yang lainnya. Lihat-lihat handphone. Hal itu sudah lama sekali menjadi kebiasaanku. Kulihat ada beberapa sms mengenai pemberitahuan liputan n then... Sandra sms...

SMS diterima :

Yg membuat aku jd feminim, adalh km.yg membuat aku jd yg lebih sabar, adlh km.yg membuat hatiku menjdi pasti, adalh km. km adlh orang yg telah mmberiku banyk perubahan dalam hidup, membuat aku jd lebih baik. jika sampai hari ini kita tak bersama lg, aku hanya ingin berterimakasih yang sebesar-besarnya atas segala perubahan ini. kau yang hidupkanku tanpa tuntutan, kau yang bahagiakanku tanpa sandiwara. sampai kapanpun cinta ini tidak akan terlupakan. km mencintai aku tnpa syarat, tanpa kemunafikan, tanpa sajian kata-kata yang bisa membuatku terbang, namun aku luluh dengan idtikadmu. kau yang membawaku ke ruang atas dengan segala penghargaan.kau adalh makhluk terbijaksana yang telah telah Tuhan ciptakan. kau adlh anugrah trindah yg pernh kumiliki.best ever.ur x-love.


Ada apa dia mengirim SMS itu, apa maksudnya??? apa karena dia telah menyesali semua yang terjadi beberapa bulan lalu? kalau memang kamu menyesal, kamu terlambat San, aku terlanjur sakit, kamu menyia-nyiakan cinta yang aku berikan, tulus hanya untuk kamu saat itu.

Sandra...mungkin dia mencoba mendekat lagi dengan sms dan telp yang dia lakukan kemarin-kemarin. memang perasaan ini tak bisa kubohongi, aku benar-benar masih menyayanginya, namun aku tak ingin kejadian beberapa bulan lalu terulang lagi. Aku masih menikmati masa sendiriku walaupun bayang-bayang 3 dewi ada dibenakku. Aku jadi penasaran, sebenarnya apa maksud Sandra mengirim pesan seperti itu.

Panggilan keluar :

"hallo" sandra menyapa
"hallo, kamu lagi sibuk gak?"
"gak, kenapa?"
"aku udah terima SMS kamu, maksudnya apa ya?"
"oh itu, kamu beneran udah baca?masa gak tahu c"
"tolong jalasin dong..."
"gak ada maksud apa-apa kok, aku cuma mau berterimakasih aja sama kamu, kamu udah baik sama aku, tadinya sih aku mau ajak balikan kamu lagi, tapi kayaknya udah gak mungkin"
"oya?"
"iya, aku denger kamu lagi dekat dengan mantan kamu waktu SMA.iya kan?" walaupun cerita Racel gak ada lagi dihidup aku, aku tetap tidak ingin mengulang yang tlah berlalu San...
"siapa bilang? gosip tuh?"
"trus emang kamu mau balikan lagi sama aku?" ya ampun, kenapa dia sampai tanya soal itu....
"mmmmm....aku gak bisa San, aku lagi pengan sendiri dulu.setelah kejadian beberapa bulan lalu, ternyata banyak yang harus aku benahi dari diri aku.lagipula aku urusan kerjaan aku dan kuliah aku jg lagi ribet San,"
"oh gitu, its ok, gpp.iya aku sadar kok, aku banyak salah sama kamu, dan aku bukan wanita pilihan kamu.mereka lebih baik daripada aku."
"mereka?maksud kamu siapa?"
"ya mana aku tahukamu pikir aja sendiri" mulai lagi deh posesifnya, gak jelas!!!
"loh kok kamu jadi jutek gitu?aneh deh"
"ya udah yah aku mau mandi, nanti ada kelas" yah kalau sudah seperti ini, pasti dia marah, tapi karena apa ya? aku tidak tahu pasti. yaudahlah toh di bukan siapa-siapa aku lagi kok.
"ya udah maf ya aku ganggu" ku tutup telpku tanpa pamit, yah kali-kali aku yang tutup telp duluan.

Jam menunjukan pukul 08.31, hari ini aku ada liputan di daerah Mampang, yah inilah pekerjaanku selain kuliah. jujur aku masih bertanya-tanya kanapa dia marah... ya sudahlah...keluar kamar mama telah menyiapkan nasi goreng dimeja makan, yah setiap masakan yang mama siapkan hanya aku dan mama saja yang memakannya, papa??? papaku telah hidup tenang dan bahagia disisi Tuhan, sudah 3 tahun aku dan mama hidup tanpa papa. dengan ekonomi kami?? kami hidup dari beberapa rumah yang diwarisi papa, rumah-rumah tersebut kami sewakan untuk kehidupan kami sehari-hari. Mama hanya memiliki satu orang anak, hanya aku...hah panjang deh ceritanya. Senyum mamalah yang membuat aku tetap kuat dan menjadi orang yang tegar, aku banyak belajar dari mama. Mama pernah bilang "yang paling penting dalam hidup ini adalah menghargai orang lain, selain diri kita" oooohhh betapa bijaknya mama.

"ma, aku berangkat ya"
"ok, ati-ati ya nak. pulangnya jangan malam-malam yah, selesai kuliah nanti langsung pulang, kalau mau kemana-mana lagi, telp mama"
"ok ma" ku cium pipi mamaku tersayang dan aku berpamitan kerja juga kuliah.

****

Sesampainya aku dikampus tepat pukul 16.00 yah mungkin kelas sudah dimulai. Tapi dosen bisa memaklumi mahasiswa keterlambatan yang kuliah sore, sebagian besar dari kami (anak sore) bekerja pada pagi hari dan selesai disore hari.
"Kiko!!!" Dari sudut koridor perpustakaan Fandy memanggilku. memang hanya Fandy yang satu kampus denganku, sahabatku yang lainnya belainan kampus. aku dan Fandi mengambil fakultas dan jurusan yang sama. Fandy bekerja di slah satu operator GSM, ya memang tidak nyambung dengan jurusan yang diambilnya, tapi apa boleh buat...
ku hampiri Fandy yang sedang yang sedang asik berchating ria di laptopnya.

"hai Fan....kok belum masuk sih?"
"gak masuk dosennya ki, makanya kita jalan yuk, kemana kek" ajaknya
"yang bener lw???"
"iya, bener, gw lagi gak bawa mobil ni, jadi sekalian nebeng pulang. hehe"
"yaudah kemana ni enaknya?
"ke Plaza Semanggi aja yuk"
"yaudah yuk" Fandypun bersiap membereskan laptopnya.tiba-tiba handphoneku bunyi.

SMS diterima :

km lg dmn?udah mkn blm?jgn lupa mkn ya, mntang-mentang sibuk sampe lupa mkn.
Vanya, kadang aku sering tidak enak karena selalu dia yang memulai untuk memberi perhatian padaku.
"siapa? kok lw jadi bengong gitu?"
"gak, mau tahu aja lw" kami beranjak menuju parkiran dan aku sambil memegang handphone, ingin membalas sms-nya...

SMS dikirim :

aku lg dikmpus ni, gak ada kelas.dosennya gak dtg.ni aku baru mau mkn sama Fandy, km udah mkn? lg dmn?

"Fan, lw aja ya yang nyetir..." bujukku
"kenapa?"
"gak apa-apa?"
"hah lw sih sms-an mulu, yaudah sini gw yang nyetir."

SMS diterima :

aku udah makan tadi. sekarang aku lagi di PIM ni. km kesini dong, aku sama temen-temen aku

"eh ki, lw SMS-an sama siapa sih? anteng banget.lw lagi deket sama siapa c sekarang?" tanya Fandy yang dari tadi menyetir tanpa kuajak ngobrol. hahaa maaf ya Fan....
"adaaaa deh... tapi gw cuma deket aja Fan, gak ada niat jadian"
"kok gitu, mang lw kenal dia dimana?"

SMS dikirim :

yah aku gak bisa. nanti-nanti aja ya.gpp kan?

"gw kenal dia waktu di Gramedia Senen, waktu itu dia pikir gw temennya. dia salah orang gitu.yah udah 2bulan inilah gw deket sama dia"
"yah gw sih bisa maklum kenapa lw gak ada niat jadian sama dia, secara lw baru 6bulan jomblo, iya kan?" yah walaupun dia terlihat gak tahu apa-apa, tapi sebenarnya dia memang tahu banyak tentang aku
"ya gitu deh..."

SMS diterima :

yaudah gpp.tar kalo udh smp rmh kabrin yak.ok? daaahhh

"gimana orangnya ki?cantik?"
"ya sangat cantik c, tapi enak aja diliat, gak ngebosenin tampangnya."

tiba-tiba handphonenya Fandy bunyi. entah siapa yang telv, tapi sepertinya...
"ada kok orangnya, lw mw ngomong sama dia?" telv untukku??? Fandy menyerahkan handphonnya padaku.
"siapa Fan?"
"Riko"

"hai Rik, kemana aja lw gak pernah ngumpul sama akan-anak lagi? ayolah latihan bareng.." tanyaku kepada riko diseberang sana
"lah mang lw gak tau gw di Ausi?"
"eh iya ya gw lupa, habisnya udah lama banget lw gak ada kabar.lw masih disana?"
"gw udah balik ni, ke jakarta. baru sebulanan disini."
"kok bisa?udah sebulan malah gak ngabarin???"
tiba-tiba Fandy berceloteh diluar jalur telv "hebat tuh ki, dia gak ada kabar, karna udah ada pacar di Jakarta"

"hah bener Fan? wah jahat lw, bukannya nyetor muka dulu sama anak-anak malah ngumpet punya pacar" yah jagan-jangan pergaulan di negara sana telah merubah sifatnya..ya moga aja tidak.kamipun sampai di Pelagi (Plaza Semanggi). namun telv dari Rico lewat handphonenya Fandy belum juga putus, aku jadi melepas rindu dengan Rico lewat telp hahaha

"yah lagian kemarin-kemarin gw sibuk ngurusin kerjaan disini Ki"
"eh Rico nanti gw telv ya, gw udah sampe ni.ok?
"ok, nanti biar gw aja yang telp.bye"
"oh ok...bye"


****

Sesampainya aku dirumah, seperti biasa, mama menyambutku. oh... senyumannya begitu manis, terlihat dari wajah sosok ibu yang tegar..tapiiii ada yang aku lupa. apa ya?
"kebiasaan deh kamu, gak kasih kabar.."
"yah ma, maaf aku pikir baru jam 10 malam, jadi aku gak ngabarih deh"
"hah yaudahlah, kamu tuh alesannya suka macem-macem, yaudah mandi sana, mamaudah siapin air hangat untuk kamu" ya ampun mama... mama bukan hanya perempuan termanis tapi juga sangat baik, super perhatian.
"yah mama kok repot-repot c?"
"yaudah sana mandi, bau oncom tuh badan" sahutnya sanbil bercanda.

biiiib biiiiib biiib, tiba-tiba handphoneku bergetar.
Panggilan masuk :

"hallo"
"hai, aku Sandra" Sandra??? bukannya dia sedang marah padaku???
"hai San, kamu pakai nomor siapa?kok nomor ini gak ada di listcontact aku?"
"aku pakai nomor mama, kamu lagi ngap?"
"aku baru aja mau mandi ni.kamu ada apa? kok tumben?"
"gak boleh aku telp?"
"gak gitu, boleh-boleh aja kok.emang kamu ada perlu apa sih?"
"yaudah kamu mandi aja dulu ya, nanti aku telp lg."
"gak apa-apa ngomong aja sekarang.lagipula aku baru banget sampai rumah, jadi santai-santai dulu gitu deh"
"emang kamu darimana"
"tadi aku ke kampus tapi gak ada dosen trus aku pergi sama Fandy deh.emang kamu mau ngomong apa sih?"
"hari sabtu adik aku ultah, kamu mau datang gak?" loh ada apa nih, dia pake undang-undang aku segala...
"oya? siapa?"
"ya siapa lagi kalau bukan Rita..kamu lupa yah, adik aku cuma Rita.mama yang suruh aku undang kamu" yah aku pikir atas kehendak dia yang undang, ternyata mamanya, memang mamanya sangat sayang padaku, Sandra pernah bilang, mamanya tidak pernah seperhatian itu terhadap pacar-pacarnya yang lalu sebelum aku.
"ya aku pikir kamu punya adik baru.hehhehe. ok aku usahain, aku datang ya."
"harus datang ya, kalau perlu kamu ajak pacar baru kamu" tuh kan mulai lagi....
"udah deh kamu jangan menyulut api lagi, terserah kamu mau percaya atau gak, aku gak punya cewek saat ini."
"ok...ok... maaf. yaudah kabar-kabarin aja yah. byeee"
"byeee"

Sandra masih saja berposesif ria, didalam kondisi yang complicated ini, malah makin bikin ribet deh. Tapi lagi-lagi aku bilang, aku masih sayang dia. Bibirku bisa saja berdalih tapi hati gak bisa bohong...

Tidak terasa waktu tlah menujukan pukul 23.01 wib.Air panas yang mama siapkan mungkin sudah dingin lagi. haft...mama tidak menegurku, mungkin dia tidur.

*****

Matahari memancarkan sinarnya tepat dibalik jendela kamarku, membias pada gordeng putih pekat. yah terang saja ini sudah jam 7 pagi. Aku kembali lagi pada hari sibuk, hari yang menyita waktu untuk berlibur, yah sampai saat ini aku belum berlibur ke luar kota apalagi ke luar negeri. huft...seperti biasa badanku masih butuh waktu untuk beranjak (ngumpulin nyawa.....hahha). Dan seperti biasa pula sambil bermalas-malas ria aku melihat-lihat ke dua handphoneku. Ada beberapa sms dan panggilan tak terjawab.
salah satunya pemberitahuan liputan. hari ini namaku tidak tercantum dalam list wartawan liputan. Berarti hari ini aku libur, mungkin akan diganti hari lain sesuai pembagian tugas liputan dan sms lainnya....

SMS diterima :

kiko, kamu udh bo2 ya, kok gak ngabarin aku?aku telp gak diangkat. Vanya masih saja perhatian, kalo kayak gini trus aku bisa jadi suka ni sama dia. cuma Tuhan deh yang tahu.

SMS diterima :

have a nice dream kiko. Sandra juga sms.... huft sudah lama dia gak kirim met bo2, goodnight atau yang seperti ini.dan hp ku pun bunyi....

Panggilan masuk :

"oy, udah bangun lw!!!" Jovan, biasa deh dia selalu telp pagi-pagi.
"iya, udah bangun. kenapa lagi lw telp pagi-pagi?"
"yaelah masih kaku aja lw, anak muda jaman sekarang tuh bangunnya harus pagi kali.lw giman sih udah tahun 2009 masih gak berubah aja."
"iya... iya.... bawel lw. ada apa sih?"
"kemarin Rico telp ya?"
"iya, mang kenapa? oiya, tadi malam dia telp, tapi gw udah tidur.jadi gak keangkat deh"
"iya, dia telp lw lg tapi gak lw angkat, trus dia telp gw, gw disuruh kumpulin anak-anak, termasuk lw.katanya dia mw ajak kita maen basket disenayan jam 4 sore ini. lw bisa kan?eh yah lw kul ya? bolos aja deh sehari duang kok" bujuknya...
"duwh Van gw bis kul aja deh, nimbrungnya, soalnya matkul hari ini gw ada kuis."
"yaudah, tar gw bilang dia de, brarti lw gak ikut pas maen basketnya?lw cuma nyusul pas nongkrongnya aja ya?yaudah awas lw kalo gak nyusul..."
"iya gt aja ya"
"nah kalo Fandy bareng lw gak kulnya?"
"ya bareng lah, tapi coba aja lw telp dia."
"ok deh, yaudah mandi lw bau trasi tau gak"
"alah mulut lw kali tuh yang deket ma idung, jadi mulut lw yang bau"
"ah banyak omong lw da ah, gw mw telp Fandy"


SMS dikirim :

pagi Van....lagi ngap? udah bangun?maf ya semalam aku ketiduran.n lupa kabarin kamu...

SMS diterima :

hy.... tumben ni udah bangun...aku lagi mau mandi ni, kamu pasti msh ditmpat tdr ya?btw hari ini kamu mw kemana aja?

SMS dikirim :

yah gt deh masih dtmpt tdr. plg kul aku ada janji ma temen-temen aku. mw ngumpul2 gt, ada temen yang baru dtg dari AUSI.n aku ga ada liputan hari ini.


SMS diterima :

baru dtg dari Ausi? oh gt yah...

SMS dikirim :

gt knp?

SMS diterima :

gak apa2, btw kbetulan bgt ni kamu gak ada liputan, mw temenin aku ke mall gak?plgnya km langsung ke kampus aja.gmn?

"kiko kamu udah bangun nak?" tiba2 mama masuk ke kamarku..
"eh iya ma..."
"kok masih tiduran c?" tanyanya sambil mencari pakaian kotor dikamarku
"iya bentar lagi aku bangun ko ma, kebetulan gak ada liputan hari ini ma."
"gak ada liputan? yah bukan berarti kamu males-malesan dung sayang"
"hehehe iya ma..... eh kok mama c yang ambil baju kotor?emang mba ririn gak kesini ma?"
"ada kok dia lagi beli sayuran di depan" mama keluar kamar sambil membawa pakaian kotorku.

SMS dikirim :

ups maf br bls....yaudah jam berapa kamu aku jemput?

SMS diterima :

kita makan siang disana aja, jd jam 12an gt,gmn?

SMS dikirim :

ok deh, nanti aku jmpt km ya


mungkin baru kali ini aku mau diajak jalan sama dia. gak apa-apa lah...mungkin dengan seperti ini aku jadi tahu, apakah aku harus blajar mencintai Vanya atau tidak. karena gak ada salahnya aku mengenal dia lebih dalam.

****

Tepat jam 12. 15 menit aku jemput Vanya ke rumahnya....siang ini matahari enggan muncul...lantaran ada awan mendung yang menguasai lagit dan gerimis. Aku menunggu dia tepat di depan gerbangnya, yah dia memang tidak memperbolehkan aku masuk kerumahnya, yang boleh masuk kerumahnya hanya yang berstatus pacar. itu sih yang pernah dia bilang padaku.
Tidak Lama dia pun keluar, mungkin karena aku sudah lama tidak bertemu dengannya, kini dia terlihat anggun dengan rambutnya yang panjang terurai.
"hai gak lama kan nunggu aku?"
"gak kok, make up kamu luntur dung tadi keujanan?"
"alah cuma grimis aja kali..."
"great....yaudah kita jalan yah. eh kita mau kmn ni?jadi ke mall"
"kyanya gak deh, kita ke Sarinah aja ya, makan di daerah sana."
"ok non"

selama di perjalanan ke Sarinah, aku banyak ngobrol dengannya, ternyata pertemuan ini lebih asik daripada cm lewat telp ataw sms...kami bercanda gurau juga cerita akan banyak hal. Ya memang nyaman...kami pun sampai di Lotus Sarinah, dia telihat memilih-milih pakaian yang tengah menyambut kami. Sepertinya dia tertarik pada salah satu baju, tapi dia tidak membawanya ke kassa."kenapa ga diambil?" tanyaku
"ga ah lain kali aja" seketika kulihat harganya yang memang agak mahal, tapi gak masalah kalau aku membelikan baju itu untuknya..
"kamu ambil aja yang kamu suka, aku yang bayar, anggap aja ini hadiah karena slama ini kamu perhatian sama aku."
"gak ah, gak usah kiko,, gak ada yang aku suka kok...ya udah yuk kita makan, aku udah laper ni..." bujuknya sambil menarik tanganku. Tapi kenapa dia menolak, padahal tadi dia terlihat sangat tertarik pada baju itu. Kami makan di salah satu merk pizza yang berada tidak jauh dari tempat pakaian tadi. Kami banyak cerita sana-sini, pengalaman lucunya n then....dia bilang...."sebenernya aku suka kamu kiko dari pertama kita ketemu" OMG.... kenapa smapai dia duluan yang menyatakan cintanya...kenapa bukan aku??? "kok km diem Kiko.... kamu gak suka aku ya... aku kurang perhatian ya sama kamu???"
"gak, gak gt Van... apa sebelumnya kamu pernah menyatakan cinta duluan?"
"aku gak pernah kok, baru kali ini.aku merasa nyaman sama kamu, gak tau knp aku bisa bilang ini ke km. aku liat kamu bisa dipercaya, gak sprti cowok-cowok yang pernah aku kenal" knp dia bisa denagn mudah peraya aku....
"tapi harusnya aku duluan yang bilang soal itu, bukan kamu" maksudku kurang baik aja bila cewek duluan yang bilang suka..
"berarti kamu suka sama aku jg ya???" wah aku bingung harus blg apa, aku terjebak omonganku sendiri...yah memang aku suka dia, dia baik, care, gak posesif dan aku nyaman dengannya, tapi... perasaan ini hanya setengah, tidak lebih.apa baik jika aku berhubungan dengan setengah hati??
"kok kamu diem? kalau kamu ga punya perasaan yang sama dengan apa yang aku rasain sekarang, aku gak apa-apa kok" huft... Vanya mendesakku....sepertinya akuuuu....


Mau tahu apakah Kiko menerima Vanya atu tidak???? tunggu cerita selanjutnya ya